Bisnis internasional mencakup transaksi-transaksi bisnis yang melibatkan dua negara atau lebih. Transaksi ini bisa saja dilakukan oleh sektor swasta atau negara. Pemahaman bisnis internasional menjadi penting karena apresiasi terhadap tantangan dan peluang akuntansi internasional sangat dipenngaruhi oleh pemahaman lingkungan internasional dan pemikiran strategis yang bersifat global.
Alasan Menjalankan Bisnis Internasional
1. Memperluas pemasaran atau penjualan bagi perusahaan yang mempunyai kapasitas (produksi) berlebih dan tidak ada lagi peluang atau kesempatan memasarkan atau menjual produk di negara tempat perusahaan berada.
2. Memperoleh akses bahan baku dan faktor-faktor produksi lain dimana perusahaan harus mempertimbangkan sumber daya alam dan iklim yang memungkinkan untuk menjalankan aktivitasnya dan mencari daerah yang biaya tenaga kerja dan overheadnya murah.
3. Mendapatkan akses pengetahuan, khususnya teknologi karena dengan dikuasainya teknologi akan meningkatkan daya saing perusahaan dalam koompetisi di pasar global.
Macam Bisnis Internasional
1. Ekspor dan impor yang bisa berupa barang atau jasa.
2. Kontrak manajemen. Misalnya sebuah hotel yang dimiliki oleh investor lokal membayar manajer untuk mengelola hotel tersebut.
3. Pemakaian lisensi pada perusahaan yang memiliki aset spesial seperti proses produksi, merek, paten, hak cipta, dan lain-lain bisa memberikan lisensi kepada seseorang di luar negeri untuk menggunakan aset tersebut dengan membayar royalti atas penggunaan aset tersebut. Biasa dikenal dalam bentuk franchise. Di Indonesia banyak sekali franchise seperti Mc. Donald’s, KFC, Pizza Hut, Starbucks, dan lain-lain.
4. Investasi bisa dilakukan antar negara. Dengan ini berarti perusahaan tersebut telah menjalankan bisnis internasional.
Trend Multinasional Enterprises
Istilah yang paling sering digunakan untuk menggambarkan perusahaan yang menjalankan bisnis internasional adalah Multinational Enterprise (MNE), yang menunjuk suatu perusahaan yang memiliki worldwide view atas produksi, pengadaan bahan baku dan berbagai komponen lain juga pasar. Tidak ada konsensus tentang seberapa besar penjualan, aset, laba, dan karyawan di luar negeri sehingga suatu perusahaan bisa dinamakan MNE. Indikator lain dari perusahaan yang menjalankan bisnis internasional adalah tingkat pengalaman internasional dari eksekutif kunci suatu perusahaan.
Menurut United Nation Centre on Transnational Corporations, beberapa trend pokok yang terjadi dalam aktivitas MNEs adalah :
1. Perusahaan-perusahaan Jepang semakin besar jika diukur dari penjualan dan kapitalisasi pasar dan dalam ekspor kapital dalam tahun 1980-an. Mereka muncul sebagai leading firms pada kebanyakan industri dan jasa.
2. MNEs Eropa Barat menjadi semakin penting. Mereka memperluas pengaruhnya di Eropa Barat dan juga bergerak ke Amerika Utara.
3. MNEs Amerika Serikat masih berinvestasi di luar negeri dalam jumlah yang signifikan. Meski demikian mereka merasa harus menghentikan ekspansi globalnya dan berinvestasi dalam jumlah yang signifikan di negerinya sendiri.
4. MNEs mengurangi ekspansinya di negara-negara berkembang dan berkonsentrasi di pasar yang lebih stabil.
5. Yang banyak melakukan ekspansi global adalah MNEs yang berukuran kecil dan menengah daripada yang berukuran besar. Selain itu ekspansi yang banyak dituju adalah sektor jasa.
6. Semakin meningkatnya global spread MNEs dari negara di Eropa Tengah dan Timur dan mantan Uni Sovyet.
Satu hal yang sulit untuk menentukan secara tepat MNEs terbesar di dunia. Hal ini disebabkan adanya perbedaan pandangan tenatang parameter yang digunakan. Parameter yang banyak dipakai untuk mengukur besarnya MNEs adalah penjualan dan nilai pasar. Tapi sebenarnya ada ukuran lain yang bisa dipakai, misalnya profit, return on shareholders equity, dan stock market valuations karena ini mencerminkan opini investor.
Berikut disajikan tabel MNEs sepuluh besar dilihat dari aspek penjualan dan nilai pasar (Radebaugh, 1993) :
Top 10 Global Corporation by Sales
Rangking Perusahaan Negara Sales
(US$ milyar)
1991 1990
1 1 C. Itoh Japan 151,6
2 3 Sumitomo Japan 149,7
3 2 Mitsui Japan 148,2
4 4 Mitsubishi Japan 140,4
5 5 Marubeni Japan 139,2
6 6 Exxon U.S. 115
7 8 General Motors U.S. 105
8 9 Royal Dutch/Shell U.K./Netherlands 102,7
9 7 Nissho Iwai Japan 97,3
10 10 Ford Motor U.S. 88,3
Top 10 Global Corporation by Market Value
Rangking Perusahaan Negara Market Value
(US billions)
1992 1991
1 2 Royal Dutch/Shell U.S. 77,82
2 1 Nippon Telegraph & Telephone Japan 77,52
3 3 Exxon U.S. 75,30
4 6 Philip Morris U.S. 71,29
5 4 General Electric U.S. 66
6 1 Wal-Mart Stores U.S. 60,82
7 20 Coca-Cola U.S. 58,47
8 15 Merck U.S. 58,41
9 18 American Telephone & Telegraph U.S. 55,85
10 7 International Business Machines U.S. 51,82
Multidomestik vs Global
Salah satu strategi MNE adalah melakukan investasi secara langsung, selain itu sebenarnya ada dua strategi yang patut dipertimbangkan, yaitu strategi multidomestik dan strategi global. Dalam strategi multidomestik setiap cabang di luar negeri relatif diberi kebebasan untuk menjalankan operasinya. Dengan demikian MNE tersenut beroperasi berdasarkan domestic-by-domestic market. Alasannya adalah bisnis tersebut mempunyai produk yang berbeda pada pasar masing-masing negara dan biaya transportasi yang tinggi, atau industri tersebut kurang memiliki skala ekonomis untuk berkompetisi secara global.
Startegi yang kedua adalah strategi global. Hal iini berdasarkan pada alasan bahwa potensi kesuksesan menjadi lebih besar karena diperolehnya keuntungan yang signifikan dengan adanya worldwide volume, baik karena berkurangnya biaya per unit, reputasi maupun pelayanan yang lebih baik daripada biaya tambahan yang harus dikeluarkan untuk menghasilkan volume yang besar tersebut. Dalam strategi ini tidak hanya menganggap home country sebagai sumber bahan baku dan komponen-komponen manufakturing dan asembling, dan distribusi akhir serta penjualan. Strategi ini berusaha mengintegrasikan aktivitas global untuk mendapatkan keuntungan bagi perusahaan sebagai satu kesatuan dan bukan masing-masing cabang. Strategi ini juga relatif tidak memberikan kebebasan bagi cabang-cabangnya untuk menerapkan strategi masing-masing. Meski demikian, dalam strategi ini bukan berarti produk yang dihasilkan harus sama persis pada masing-masing negara. Produk tetap bisa dimodifikasi untuk memenuhi selera dan preferensi lokal dengan catatan tidak terlalu signifikan, sehingga skala ekonomis tetap masih bisa dipertahankan.
Apapun strategi yang dipilih, yang jelas untuk menjadi perusahaan global tetap bergantung pada seberapa efektif manajemen menangani dua dimensi yang berbeda tapi interaktif, yaitu lingkungan eksternal dan kemampuan internal perusahaan.
Ada banyak hambatan lokal dan internasional yang mempengaruhi sebuah MNE. Hambatan tersebut dikelompokkan menjadi 4, yaitu:
1. Pendidikan, mencakup tingkat literacy, ketersediaan pendidikan tinggi, dan pendidikan khusus, sikap terhadap pendidikan, dan kemampuan pendidikan menyediakan skill yang dibutuhkan untuk kegiatan ekonomi.
2. Sosiologi/sosiokultural, meliputi pandangan terhadap manajer dan otoritas, kerjasama interorganisasional, pandangan terhadap prestasi dan kerja, sruktur kelas dan mobilitas individu, pandangan terhadap kekayaan, rasionalitas, pengambilan riisiko, dan kesempatan.
3. Hukum dan politik, diantaranya hukum yang relevan dengan rules of game dan fleksibilitas penerapannya, stabilitas politik, dan organisasi politik.
4. Ekonomi, secara umum meliputi kebijakan fiskal dan moneter, stabilitas ekonomi, paasar modal, faktor-faktor pendukung (infra dan suprastruktur), dan ukuran pasar.
Kemampuan internal perusahaan juga perlu diperhatikan, kemampuan ini sering disebut dengan firm-spesific advantage or ownership-spesific advantage. Kemampuan ini merujuk pada aset tak berwujud yang dimiliki oleh perusahaan. Keunggulan ini sangat sulit untuk ditiru oleh para pesaingnya kecuali dalam jangka panjang atau dengan biaya yang tinggi. Dengan demikian core skill suatu MNE bisa berupa elemen struktur manajemen, teknik pemasaran, atau perencanaan strategis secara keseluruhan yang menghasilkan keunggulan tersebut.
Dimensi Akuntansi Atas Strategi Global
1. Harus dibuat laporan keuangan yang sesuai dengan undang-undang dan standar yang berlaku pada masing-masing cabang.
2. Harus disiapkan laporan keuangan yang konsisten dengan praktek dan standar akuntansi negara induk perusahaan beroperasi untuk keperluan konsolidasi.
3. Dengan adanya aktivitas ekspor dan impor maka harus ada penyeragaman suatu mata uang (mata uang tunggal).
4. Sistem pengendalian manajemen harus sesuai dengan kondisi di mana perusahaan beroperasi, dan juga harus memenuhi kebutuhan perusahaan secara keseluruhan.
5. Harus mempertimbangkan aspek-aspek yang berkaitan dengan pajak.
6. Dengan adanya transfer bahan baku antarnegara maka harus disusun kebijakan sistem transfer pricing yang memadai.
7. Jika ada cabang yang melakukan jasa akuntan publik dari perusahaan kantor akuntan publik yang berbeda, maka hal ini harus diperhatikan.